Jumat, Juli 24, 2015

Nostalgia Dengan Perkembangan Teknologi Jadul

Teknologi Masa Depan

Inovasi_Teknologi_Penemuan_Roda
Masa depan dunia adalah teknologi, yang mempermudah semua orang melakukan segala sesuatu.

Kembali ke zaman purba dulu, mungkin penemuan roda adalah salah satu teknologi besar di masa itu. Kemudian seiring waktu manusia mulai menemukan cara menciptakan kapal laut, pesawat terbang, alat komunikasi, dan sebagainya. Tetapi di masa kini, ribuan teknologi baru diperkenalkan setiap harinya.

Zaman sekarang alat transportasi sudah semakin canggih, begitu juga alat komunikasi sudah memiliki beragam fungsi, untuk berbicara dengan orang lain yang jaraknya jauh, membaca berita, mengambil gambar (foto) ataupun video, mendengarkan lagu, dan sebagainya.



Banyak orang bilang bahwa teknologi biasanya adalah warisan dari penelitian di bidang militer yang akhirnya sudah saatnya diperkenalkan kepada publik, seperti misalnya pengenalan telepon satelit, jaringan seluler GSM, GPS, maupun internet. Tapi tidak ada yang bisa memastikannya.

Berikut ini adalah sejarah singkat bagaimana selama ini, saya ikut merasakan perubahan masa-ke-masa dari masa lalu ke masa kini, dan bagaimana perkembangan teknologi ke depan nanti.

1990-an

Saya sudah merasakan perubahan teknologi sejak kecil, dulu awal tahun 1990-an di rumah hanya ada televisi (TV) tabung merk Digitec Ninja kalau tidak salah, berukuran 14 inchi (orangtua saya punya yang lebih jadul yang tombol channel ada di sebelah monitor TV hitam putih, tapi lupa merknya, sepertinya Toshiba), hanya bisa menangkap siaran TVRI saja dan hanya bisa menonton serial Oshin, Chips, MacGyver, serial kartun He-Man, SilverHawk, Megaloman, Voltus, Zabogar, Voltron, Flash Gordon, sama Dunia dalam Berita. Selain itu jam 10 malam televisinya akan menampilkan lagu Indonesia Raya, kemudian berdengung sampai pagi dengan hanya menampilkan gambar bulat warna warni seperti jam dinding tapi ada penunjuk waktu digital dan ada tulisan TVRI.

Serial_Jepang_Oshin_Jadul_TVRI
Serial Televisi Jepang jadul di TVRI yang begitu populer saat itu.
Walau sedikit aneh tapi banyak yang suka He-Man
Walau sedikit aneh tapi banyak yang suka He-Man.

Seiring teknologi UHF berkembang dan berdirinya berbagai stasiun televisi baru, di rumah saya sudah bisa menangkap siaran SCTV, lalu RCTI, dan juga Indosiar (sebelum ada Trans TV, Metro TV, TV One, dan NET). Saya mulai bisa menonton kartun Yankuro, Doraemon, Dragonball, Ranma, Ninja Hattori, Detektif Conan, Crayon Sinchan, Tom and Jerry, Kamen Rider Black, Satria Baja Hitam RX, dll.

1994-95

Lima tahun berselang, beranjak SD kelas 5 sekitar tahun 1995 bapak saya membeli perangkat pemutar film Laser Disc, dengan ukuran disc sebesar penggorengan di dapur Anda. Saya bisa menonton film Independence Day, Star Wars, Home Alone, dll. Di tahun-tahun ini peran televisi masih begitu besar dalam kehidupan anak-anak saya, termasuk dari segi iklan yang bisa mempengaruhi perilaku belanja saya sebagai anak-anak, saking berpengaruhnya terhadap kehidupan saya waktu kecil, semua makanan ringan yang saya beli berpatokan atas iklan di televisi (mengumpulkan bonus makanan ringan berupa mainan Tazos seri Looney Tunes dan Pokemon, Tamiya, dan sebagainya).

tazo-looney-tunes
Koleksi Tazoz yang begitu populer di seluruh dunia pada tahun 1994.
Tazos 2 seri Pokemon yang fenomenal
Tazos 2 seri Pokemon yang fenomenal.

Saya juga memiliki perangkat game mobile (pada zaman itu) berupa gamewatch berisi game donkey kong, dan tetris yang bisa berkomentar "kok bodo?", "bego lu". Selain itu saya juga punya Tamagotchi, permainan memelihara dinosaurus ataupun binatang khayalan dalam bentuk pixel yang bisa lapar, sedih, ngantuk, dan boker. Selain itu saya juga memiliki konsol Nintendo Entertainment System alias NES dengan merk Spica, dan tidak akan pernah lupa dengan game-game populer saat itu seperti Mario Bros, Tetris, Tank, 1948, Kura-kura Ninja, Batman, Alladin, Street Fighter, dll.

1997-98

Trus beranjak SMP, sekitar tahun 1997-98 mulai ada VCD, yg bisa mutar lagu-lagu Slank, Jamrud, nonton film di persewaan VCD. Ada rental komputer tempat belajar ngetik sama main game. Ada juga rental PlayStation buat main game sepakbola. Ada yg namanya telepon umum pake koin dan kartu, seiring teknologi muncul HP, yg pakai kartu SIM harga kartu perdananya 300 ribu, lama-lama yang namanya Wartel mulai bangkrut karena semakin murahnya harga HP, kartu perdana, dan tarif SMS.

2000-an

Waktu SMA tahun 2000 udah ada beberapa temen sekelas yg bawa HP, tapi saat itu juga booming game online sama warnet. Mulai banyak warnet sama game online bertebaran di kota Mataram. Saya juga sering nginap di warnet untuk chatting pakai MIRC dan main game Counter Strike rame-rame sama temen-temen.

2003-2004

Tahun 2003 mulai kuliah, HP sudah lumrah dan Nokia adalah raja HP saat itu walaupun masih monochrome dan nada dering polyphonic, pulsa 100rb sudah bisa gratis SMS 100x sehari. Saya udah punya HP Nokia 3315 pakai kartu XL dengan nomer 0817960025. Saat itu saya masih sering ke warnet tapi cuma browsing-browsing nggak jelas. Pada saat itu Wartel masih ada beberapa dan warnet masih menjamur.

2005

Tahun 2005, Nokia masih merajalela dengan seri N xxx, plus Communicator. Tapi smartphone PDA sudah mulai mengintip di belakang Nokia, walauapun saat itu masih pakai Windows Mobile. Dimana-mana booming friendster dan semua orang berlomba-lomba bikin akun friendster, disini internet mulai banyak dikenal orang (terutama yg masih muda). Laptop juga udah makin terjangkau, tapi penyedia jaringan internet mobile yang masih jarang. Paling cuma TelkomNet Instan itupun jaringannya lemot banget. Waktu itu masih friendsteran di kantor dan di warnet, plus punya PDA merk Hewlett Packard yang pakai Windows Mobile 5.

2008

Tahun 2008 laptop sudah sangat terjangkau dan bisa dibeli semua orang. Plus jaringan penyedia internet udah sangat banyak, terutama waktu itu ada paket Indosat IM2 100rb/bulan unlimited sama Telkomsel Flash 150rb/bulan. Sayangnya harga modem yang masih mahal, hampir 1 juta untuk modem 3G Huawei. Tahun 2008 juga pertama kali beli laptop sendiri merk Axiioo dan modem 3G Huawei pake kartu IM2.

Saat itu baru-baru muncul Facebook dan pertama kali bikin Blog. Saat itu di luar negeri sudah booming gadget Blackberry dan sukses menaklukkan Nokia karena BB dipake sekelas presiden Obama, tapi di Indonesia masih jarang yang pakai. Di tahun ini Wartel sudah hampir punah dan Warnet semakin menurun karena pengguna internet mobile semakin banyak.

2009

Tahun 2009, Blackberry mulai banyak masuk ke Indonesia dan harganya sudah mulai terjangkau. Disitu pertama kali beli HP Blackberry Gemini seharga 2,4juta dan pakai BBM, paketnya sejak awal langsung pakai Tri yang 90rb/bulan untuk BBM aja. Disini warnet sudah mulai akan punah, karena browsing bisa langsung dari HP walaupun saat itu situs WAP yang masih belum banyak.

2015

Sekarang tahun 2015, udah 6 tahun berselang, Blackberry sudah hampir punah (kalo nggak diselamatkan sama BBM yang masih favorit di Indonesia, itupun disaingi LINE sama WhatsApp). Android sama iPhone merajalela. Diperkirakan ada satu milyar handset Android yg sudah diaktifkan di dunia, dan satu setengah juta handset Android yang diaktifkan setiap hari. Plus ada total 700juta iPhone yang telah terjual. Laptop sama komputer udah jadi barang sehari-hari di rumah, lengkap dengan jaringan internet kabel super kencang. Pulsa buat SMS sudah jarang terpakai dengan adanya messenger macam Blackberry, LINE, dan WhatSapp sehingga operator hanya mengandalkan dari tarif telfon & jualan paket internet.

VCD dan DVD sudah akan mati digantikan oleh film HD yg kualitasnya lebih tinggi, bisa ditonton dari mana saja pakai USB Flashdisk/hardisk.

Mencari tahu sesuatu juga sangat mudah tidak perlu buka majalah, yellow pages. atau tanya orang2. Tinggal buka HP langsung search di Google.

Disini ada peluang, kalau kita telat beradaptasi dengan teknologi maka kita akan semakin tertinggal dan menjadi end-user saja (consumer).

Di dalam sana ada beberapa celah yg bisa dimanfaatkan oleh kita sebagai user. Yaitu fenomena dibalik berkembangnya mobile advertising. Itulah yang kini sedang mengancam iklan media cetak seperti koran dan majalah (diganti portal berita online macam detik dan blog independen), dan iklan televisi (diganti iklan media online macam youtube dkk) yang lebih murah.

Kita akan bermain disana, tapi sekolahnya cukup lama. Udah sekolah nyambi selama setahun dan baru menghasilkan $117.26 USD. Anggap aja itu baru kelas 1 SD. Target berikut nya adalah USD 1.000,- (13 juta), semoga tahun depan bisa (di kelas 2 SD).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar